
Paperkaltim.id, Tel Aviv â Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam keras serangan rudal Iran yang menghantam Soroka Medical Center di Beersheba. Insiden tersebut menyebabkan kerusakan besar dan melukai puluhan warga sipil. Netanyahu menyebut serangan ini sebagai aksi terorisme yang harus dibalas dengan langkah tegas.
Dalam pernyataan di platform X, Netanyahu menuduh rezim Ayatollah Iran sebagai âtirani terorisâ yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban sipil dan kerusakan fasilitas kesehatan. Ia memperingatkan bahwa Iran akan menanggung konsekuensi besar atas tindakan tersebut dan menegaskan bahwa Israel tidak akan tinggal diam.
Soroka Medical Center mengalami kerusakan parah di salah satu bangunannya. Data sementara mencatat sedikitnya 240 orang terluka akibat serangan tersebut. Meskipun sebagian besar pasien berhasil dievakuasi sebelum ledakan, serangan ini menyisakan trauma mendalam bagi warga Beersheba dan sekitarnya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, turut menyuarakan dukungan terhadap pernyataan Netanyahu. Ia memperingatkan bahwa Israel akan melancarkan serangan balik jika Iran melakukan agresi lanjutan, bahkan menyatakan bahwa âTeheran bisa terbakarâ jika batas dilampaui.
Survei di kalangan warga Yahudi Israel menunjukkan dukungan kuat, sekitar 83% menyetujui aksi militer terhadap Iran. Namun, hanya 12% warga Arab Israel menyuarakan dukungan serupa, menunjukkan perbedaan pandangan internal terhadap kemungkinan eskalasi konflik.
Sementara itu, komunitas internasional, termasuk PBB, Uni Eropa, dan negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, dan Australia, mendesak agar kedua negara menahan diri. Australia secara eksplisit mengecam Iran karena menyerang fasilitas medis dan menyerukan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional.
Netanyahu juga menyampaikan pesan langsung kepada rakyat Iran dalam video berbahasa Persia, mengajak mereka menolak rezim yang menggunakan anggaran negara untuk perang. âRezim ini takut pada kalian, bukan pada kami,â ujarnya, mencoba membangkitkan kesadaran politik di kalangan warga Iran.
Ketegangan IsraelâIran kini mencapai titik kritis. Di tengah tekanan internasional dan kegelisahan publik dalam negeri, arah selanjutnya masih menjadi tanda tanya: apakah akan terjadi aksi militer besar-besaran atau diplomasi akhirnya berbicara?