
, Washington DC - Elon Musk, CEO Tesla sekaligus tokoh yang dikenal dekat dengan Presiden AS Donald Trump, mengalami pukulan finansial besar usai kebijakan tarif impor diumumkan pada 2 April 2025. Kekayaan Musk anjlok hingga 11 miliar dolar AS atau sekitar Rp 182,6 triliun akibat gejolak pasar yang dipicu keputusan Trump.
Kebijakan tarif yang kontroversial ini menimbulkan gelombang kepanikan di pasar global, menjatuhkan indeks saham dan menggoyang portofolio para miliarder. Dampaknya terasa begitu besar, terutama di kalangan taipan teknologi Amerika.
Musk menempati urutan ketiga dalam daftar miliarder yang kekayaannya paling tergerus. Di posisi pertama adalah CEO Meta, Mark Zuckerberg, yang kehilangan sekitar 17,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 297,14 triliun setelah saham perusahaannya anjlok 9 persen. Sementara Jeff Bezos, pendiri Amazon, kehilangan 15,9 miliar dolar AS setelah saham Amazon turun tajam.
Hari Kamis itu dicatat sebagai salah satu hari paling kelam di pasar saham AS sejak pandemi Covid-19. Bahkan, laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa sebanyak 500 orang terkaya di dunia kehilangan kekayaan gabungan sebesar 208 miliar dolar AS (sekitar Rp 3.452,8 triliun), menjadikannya penurunan kolektif terbesar keempat dalam sejarah Bloomberg Billionaires Index.
Sebagian besar kerugian dialami oleh para miliarder asal AS, dengan 9 dari 10 orang teratas yang paling merugi berasal dari negara tersebut. Bloomberg juga mencatat bahwa lebih dari separuh dari orang kaya yang tercatat dalam indeks kekayaannya mengalami penurunan kekayaan, dengan rata-rata penurunan mencapai 3,3 persen.