Karakter Walid dalam serial Bidaah.
Paperkaltim.id, Jakarta - Karakter Walid dalam serial Bidaah kian mencuri perhatian publik berkat penampilannya yang penuh intrik dan penggambaran emosional yang mendalam. Diperankan oleh aktor muda berbakat, Walid tampil sebagai sosok kompleks yang menjadi poros ketegangan dalam alur cerita yang sarat konflik antara agama, kekuasaan, dan identitas personal.
Serial Bidaah, yang tayang sejak awal 2025, menghadirkan cerita tentang pertentangan ideologi di sebuah komunitas tradisional yang mulai goyah oleh kemunculan pemikiran baru. Di tengah itu semua, Walid muncul sebagai karakter yang berdiri di garis tipis antara kepercayaan lama dan realitas baru yang menantang.
Dalam beberapa episode terakhir, karakter Walid menunjukkan perkembangan signifikan. Ia tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi mulai membentuk opininya sendiri, mempertanyakan struktur kekuasaan yang menindas atas nama kesucian. Peran ini membuat banyak penonton bersimpati, sekaligus merasa terprovokasi oleh setiap tindakannya yang tak terduga.
Penggemar memuji cara penulis naskah mengembangkan karakter Walid, yang awalnya digambarkan sebagai pemuda setia dan patuh, namun kemudian berubah menjadi tokoh yang berani menggugat otoritas dan mempertanyakan “kebenaran†versi mayoritas. Banyak yang menyebut Walid sebagai “wakil suara generasi baru†yang tak ingin terus-menerus dibungkam oleh dogma.
Selain jalan cerita yang kuat, performa aktor pemeran Walid juga menjadi sorotan. Akting yang dinilai emosional, penuh nuansa, dan intens membuat karakter ini terasa hidup dan nyata. Beberapa kritikus menyebut bahwa Walid adalah salah satu karakter paling kuat yang pernah muncul dalam serial televisi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Serial Bidaah sendiri dipuji karena keberaniannya mengangkat tema-tema yang sensitif namun relevan, seperti dominasi patriarki, politik agama, dan pencarian jati diri. Dalam konteks itu, Walid tampil sebagai simbol perlawanan yang halus namun penuh daya guncang.
Dengan perkembangan karakter yang semakin dalam, publik pun menantikan bagaimana nasib Walid akan berakhir. Apakah ia akan tunduk pada tekanan atau terus maju dengan idealismenya yang kini mulai mengakar kuat?
