
, SAMARINDA - Semakin meningkatnya intensitas pertambangan di Kota Samarinda, dengan semakin banyaknya lalu lintas kapal tongkang dibawah Jembatan Mahakam. Insiden penabrakan Jembatan Mahakam I kembali terjadi, pada Sabtu 26 April 2025 malam.
Kali ini, sebuah tongkang bermuatan batu bara, BG Azamara 3035, yang ditarik oleh Tug Boat Liberty milik PT Energi Samudra Logistik, menghantam pilar nomor dua dari sisi Samarinda Seberang.
Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden serupa, dengan total 23 kejadian yang tercatat hingga saat ini.
Hal ini, membuat DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) segera mengambil tindakan dengan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah pemangku kepentingan termasuk perwakilan pemerintah provinsi dan pihak perusahaan, pada Senin (28/4/2025) malam.
RDP yang dipimpin Ketua Komisi II, Sabaruddin Panrecalle, ini bertujuan untuk mengevaluasi langkah darurat yang perlu diambil untuk mencegah potensi bahaya lebih lanjut.
Sabaruddin menegaskan, bahwa insiden ini bukan sekedar kelalaian biasa, melainkan masalah serius yang berulang kali terjadi dan mengancam keselamatan masyarakat.
"Ini bukan kecelakaan biasa. Ini kecelakaan luar biasa. Bukan cuman sekali, dua kali, sudah berulang kali, dan membahayakan masyarakat. Kami minta investigasi menyeluruh dan pertanggungjawaban pihak terkait," tukasnya.
Akibat tabrakan tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur (Kaltim) menemukan adanya kerusakan pada pelat kepala pilar jembatan.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, menyarankan penutupan total Jembatan Mahakam, baik untuk aktivitas lalu lintas darat maupun pelayaran di bawah jembatan.
"Kami mengusulkan agar Jembatan Mahakam 1 ditutup sementara untuk pengujian lebih lanjut. Ini penting untuk memastikan kondisi struktur jembatan benar-benar aman sebelum dibuka kembali," katanya.
Pasalnya, kondisi ini, menurut Hendro sapaan akrabnya, memunculkan kekhawatiran terkait keselamatan pengguna jalan dan pelayaran di sekitar jembatan.
Dirinya juga menambahkan, proses pengujian struktur memerlukan waktu dan kehati-hatian mengingat pentingnya fungsi Jembatan Mahakam sebagai jalur penghubung vital di Samarinda.
Untuk hal tersebut, DPRD Kaltim meminta agar pemerintah segera menyiapkan alternatif pengalihan lalu lintas dan memastikan keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama selama proses penutupan berlangsung.(*)