Donald J. Trump, Presiden Amerika Serikat ke-45.
Paperkaltim.id, Jakarta - Pernyataan kontroversial mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait dengan Jalur Gaza mengejutkan dunia internasional. Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengusulkan agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza, wilayah Palestina yang hancur akibat konflik selama 15 bulan terakhir.
"Kami akan mengambil alih Gaza," ujarnya tegas setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Trump bahkan menyatakan bahwa Amerika Serikat akan "memiliki" Gaza dan melakukan "pekerjaan besar" di sana. Selain itu, ia juga mengusulkan relokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania. Usulan ini langsung memicu gelombang penolakan dari banyak pemimpin dunia, khususnya di kawasan Arab dan Timur Tengah.
Liga Arab dengan jelas menolak gagasan ini, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan potensi peningkatan ketidakstabilan. Liga ini menegaskan pentingnya perdamaian berdasarkan solusi dua negara, di mana Gaza dan Tepi Barat merupakan bagian dari Palestina di masa depan.
Mesir juga menyatakan dukungannya kepada Presiden Palestina, Mahmud Abbas, sebagai pihak yang berhak mengelola Gaza tanpa harus menggusur warganya.
Sementara itu, PBB melalui Volker Turk menegaskan bahwa pemindahan paksa warga dari wilayah pendudukan adalah pelanggaran berat. Tak hanya negara-negara Arab, sekutu Amerika di Eropa juga menentang usulan Trump.
Kementerian Luar Negeri Prancis dan Perdana Menteri Inggris menegaskan bahwa Gaza tidak boleh berada di bawah kendali pihak ketiga, sementara Jerman menyatakan bahwa Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan.
Kelompok Hamas yang menguasai Gaza juga mengutuk keras rencana Trump ini, yang mereka yakini hanya akan memperburuk konflik yang sudah ada.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20250206054636-4-608353/arab-bereaksi-dunia-geger-trump-mau-ambil-gaza-di-bawah-as
